Blog tentang cerita dongeng anak-anak, cerita pendek (cerpen) remaja - dewasa, dan penulis cerita terkemuka di dunia.

Selasa, 12 Februari 2013

Arachne

Anonim

Di Yunani, dahulu kala hidup seorang gadis miskin yang cantik. Dia suka dan pandai sekali menenun, hingga bisa berjam-jam dihabiskannya untuk menenun satu kain saja. Dia menenun dengan sangat indah.

Pada suatu hari, dia duduk berjam-jam menenun kain di rumahnya. Dia tidak makan dan tidak minum, demi menyelesaikan pekerjaannya tersebut. Akhirnya pekerjaan pun selesai dan berkatalah dia pada dirinya sendiri dengan sombong, “akulah penenun terbaik di dunia ini.” Dan memang tidak bisa dipungkiri hasil tenunannya tersebut ternyata tidak jauh berbeda dengan hasil tenunan-tenunan yang sebelumnya, sangatlah indah.

Di suatu tempat di gunung Olympus, tempat para dewa-dewi berkumpul. Tersebutlah dewi Athena, mendengar perkataan Arachne yang terdengar  membanggakan dirinya sendiri. Athena merasa diremehkan, padahal dia yang mengajari gadis-gadis di seluruh Yunani menenun dan membuat pekerjaan tangan.

Dengan menyamar sebagai wanita tua, datanglah Athena ke rumah Arache. Tok. Tok. Tok !! Terdengar Athena mengetuk pintu rumah Arachne, kemudian Athena masuk. Di dalam dia melihat Arachme sedang duduk dan menenun, sebagai pekerjaannya sehari-hari. “Selamat pagi, gadis kecilku,” sapa ramah Athena kepada Arachme, “kau sedang membuat apa?”

“Selamat pagi, nenek,” Arachme balik menyapa, “aku sedang tenunan.” Diperhatikannya Arachme yang sedang menenun oleh Athena. Athena lantas berkata, “kau menenun dengan sangat indah, gadis kecil.”

“Ya, tentu,” sahut Arachme. Kemudian dia berkata, “nenek, apa kau tahu seseorang yang bisa menenun lebih baik daripada aku?” Sang nenek, yang sebenarnya adalah Athena itu,  menjawab, “oh tentu saja ada, dia adalah dewi Athena!”

“Apakah dia menenun lebih baik daripada aku?” tanya Arachne. 

“Ya sudah tentu. Begini saja, bagaimana kalau kita adakan pertandingan menenun antara kau dengannya dan akan kita lihat siapakah yang tenunannya paling indah!” jawab nenek, yang sebenarnya adalah dewi Athena itu. “Tetapi engkau jangan lupa, dialah yang telah mengajari gadis-gadis di seluruh Yunani menenun dan membuat kerajinan tangan! Jadi akan sangat sulit untuk bisa mengalahkannya.”

“Aku bisa menenun lebih baik daripada dia!” seru Arachne dengan sombong. Mendengar perkataan Arachne tadi, Athena tersinggung dan menjadi marah. Dan dia pun mengubah dirinya menjadi Athena yang sesungguhnya. “Kau terlalu membanggakan dirimu. Aku adalah Athena, apa kau masih mau bertanding denganku?”

“Ya, Silakan kau mulai duluan!” Arachne mempersilakan Athena untuk memulainya terlebih dahulu.

Dimulailah, pertandingan menenun antara Athena dengan Arache guna memperebutkan siapakah penenun terbaik di dunia. Athena duduk dan menenun dengan cepatnya, kemudian disusul Arachne setelahnya. Setelah selesai, masing-masing memperlihatkan hasil tenunannya. Tenunan Athena bagus dan indah, akan tetapi tenunan Arachne lebih bagus dan indah lagi. Hal ini membuat Athena bertambah marah. Lalu Athena merobek kain hasil tenunan Arachne dan membuang ke mukanya. Dengan rasa jengkel yang amat sangat Athena mengambil tongkatnya dan mengarahkannya ke Arachne. “Kau akan kuubah menjadi makhluk hitam yang akan tinggal di sudut-sudut dan di bawah-bawah pohon.”

“Dan mulai sekarang kau akan terus menenun, menenun, menenun. Dan hasil tenunanmu itu akan dirusak oleh serangga lain.” Tubuh Arachne lalu mengecil, mengecil dan mengecil. Lalu menghitam, menghitam, dan menghitam. 

Dan itulah mengapa asal-muasal sebabnya laba-laba selalu menenun dengan sangat indah, tetapi tenunan sangatlah lemah.

Jika memiliki keahlian jangan sombong. Orang lain yang iri bisa menjatuhkan kita.

[*] Cerita berjudul Arachne ini diterjemahkan dan diceritakan kembali dari cerita rakyat Yunani.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar