Blog tentang cerita dongeng anak-anak, cerita pendek (cerpen) remaja - dewasa, dan penulis cerita terkemuka di dunia.

Jumat, 22 Februari 2013

Morwent Berubah Jadi Burung

+Cerita Anak

Dahulu ada seorang penyihir yang bijak, namanya Kharzama. Ia terkenal karena kebijaksanaan dan kesaktiannya mengubah benda-benda sesuai dengan kesukaannya. Misalnya mengubah manusia menjadi hewan, begitupun sebaliknya mengubah hewan menjadi manusia. Di samping itu, ia juga bisa mengubah pepohonan menjadi manusia, juga sebaliknya manusia menjadi sebatang pohon. Kharzama punya seorang murid perempuan yang bodoh, bernama Morwent. Morwent memang seorang murid yang setia pada Kharzama, tetapi ia tidak suka belajar ilmu sihir darinya. Satu-satunya yang disenangi dan dikuasainya adalah ilmu mencuri dengar perkataan orang lain. Pintar betul Morwent mengingat-ingat cerita orang, sehingga ketika ia mendengar cerita dari orang lain, ia pun akan menggosipkan kepada orang lain dengan menambah-nambahkan cerita yang didengarnya.

Kebiasaan Morwent itu tak disukai oleh suku Zaba karena mereka selalu merasa tiap pembicaraan yang mereka bicarakan selalu dikuping oleh Morwent. Oleh sebab itu mereka selalu menjauh dan berjaga-jaga terhadap kedatangan Morwent yang menyebalkan, supaya pembicaraan mereka tidak dicuri dengar. Morwent pun selalu sendiri dan tidak memiliki seorang kawan. Ia dijauhi oleh teman-teman sebayanya. “Hei lihat ada Morwent datang,” kata Borny kepada Ave suatu ketika.

“Ayo kita menyingkir,” Ave kemudian mengajak Borny pergi. Morwent pun sedih karena dirinya diperlakukan seperti itu. Padahal Morwent mencuri dengar hanya karena tak ingin kalah cerita dari teman-teman sebayanya. Karena diperlakukan demikian, kebiasaannya mencuri dengar semakin menjadi-jadi. Ia jadi semakin berani mendengar hal-hal yang bersifat rahasia dari suku Zaba.

Hingga suatu hari Morwent tertangkap basah oleh anak buah Patty, kepala suku Zaba, yang sedang mengadakan rapat rahasia. “Tertangkap kau!” anak buah Patty berteriak keras-keras. Membuat orang-orang yang mengikuti rapat rahasia mendengarnya. Lalu anak buah Patty tersebut membawanya ke hadapan Patty, kepala suku Zaba.

Morwent ditanyai macam-macam disana. Setelah ditanya macam-macam, Patty memutuskan akan mengadukan perbuatan Morwent kepada gurunya, Kharzama sang penyihir. Maka Patty membawa Morwent ke Kharzama. “Kharzama sang penyihir bijaksana,” kata kepala suku, “aku mengadukan padamu perbuatan yang telah dilakukan Morwent di tempat kami.”

“Ada apakah?” tanya Kharzama belum mengerti maksud Patty yang sesungguhnya.

“Dia tertangkap tangan anak buahku, sedang mencuri dengar waktu kami sedang mengadakan rapat rahasia suku kami. Padahal dia tidak perlu mendengar hal-hal yang tidak perlu diketahuinya, hanya untuk disebar-sebarkan pada seluruh dunia.”

“Tidak, bukan begitu maksudku,” bantah Morwent membela dirinya sendiri.

Kharzama hanya terdiam mendengar hal itu. Ia berpikir keras untuk memberi hukuman apa yang pantas untuk Morwent, jelasnya ia sudah tak sanggup lagi menahan kelakuan Morwent yang suka mencuri dengar itu. “Mmm, kurasa aku bisa mengatasi masalah ini...” jawabs Kharzama selanjutnya.

“Ya sebaiknya kau melakukannya sendiri, sebelum kami melakukannya.”

Tak lama kemudian, setelah Kharzama berjalan di depan Morwent yang sedang menunduk ketakutan, Kharzama terlihat amat marah dengan kelakuan muridnya. “Maafkan aku Morwent, tapi kali kau tidak bisa dimaafkan, seluruh suku Zaba harus menanggung semua perbuatanmu. Oleh sebab itu, kau harus menerima hukuman dariku.”
Kharzama mengucapkan mantra dan mengeluarkan sinar dari tangannya, dalam sekejap mata mantra tersebut mengubah Morwent menjadi wujud seekor burung. 

“Mulai saat ini pergilah! Terbanglah bebas sesukamu. Kau akan mendengar lebih banyak lagi tentang keburukan orang lain. Kemudian kau bisa menceritakan tentang hal apapun, rumput-rumput, pepohonan, bahkan manusia sekalipun. Tapi ceritamu hanya akan menjadi sesuatu yang tidak jelas dan orang-orang tak percaya kabar burung sepertimu.” Setelah Kharzama mengucapkan semua itu, Morwent yang telah berubah menjadi burung segera terbang ke angkasa.

Semenjak itu tak ada yang tahu kemana Morwent pergi sebagai seekor burung. Tetapi kabar mengenai dirinya selalu terbawa angin ke kampung suku Zaba sebagai kabar burung. Burung yang dikutuk karena suka mencuri dengan pembicaraan orang lain dan menyebar-nyebarkannya.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar