Blog tentang cerita dongeng anak-anak, cerita pendek (cerpen) remaja - dewasa, dan penulis cerita terkemuka di dunia.

Sabtu, 23 Februari 2013

Pelawak Kerajaan yang Bahagia

+Cerita Anak 

Alkisah hiduplah seorang badut kerajaan bernama Salimi, yang hidup sebatang kara tanpa sanak keluarga. Sebagai badut kerajaan, hidupnya selalu pas-pasan, hanya mampu untuk mencukupi dirinya sendiri saja. Tetapi walaupun demikian menderita dan kesepiannya keadaan, ia hidup dengan tenang dan bahagia. Tak peduli ia sedang susah hati atau sedang gembira, ia selalu menceritakan kisah-kisah yang membuat orang-orang di sekitarnya menjadi tertawa dan gembira. Oleh sebab itu tuan putri muda, Julia, senang bersama Salimi. Membuat Julia selalu menanti-nantikan kedatangan Salimi esok hari, jika Salimi telah pulang ke rumah.

Namun ada seseorang yang iri dengan kebahagiaan yang dimiliki Salimi sang badut kerajaan. Orang yang iri tersebut bernama Khutux, yang memiliki pekerjaan sama dengan Salimi, yaitu badut kerajaan. Tetapi dia sehebat Salimi dalam melawak, karena itu dia pun mencari cara agar Salimi dijauhi oleh pihak kerajaan. Supaya Salimi dibenci oleh banyak orang.

Suatu hari Khutux mencuri sebuah kalung indah dari kamar permaisuri. Lalu meletakkan kalung tersebut di rumah Salimi, ketika Salimi tidak ada di dalamnya. Karena kalung permaisuri hilang, maka pihak kerajaan pun gempar atas kejadian tersebut. Raja segera menitahkan para prajurit kerajaan untuk memeriksa setiap orang. Tak terkecuali Salimi. Ia juga kena periksa.

Betapa terkejutnya ia ketika di dalam rumahnya ditemukan kalung indah milik permaisuri. Ia langsung diseret ke muka raja. Raja yang murka karena ulah Salimi segera menindaknya, dengan menjebloskannya ke dalam sel. “Pengawal, seret badut ini ke dalam sel!” Begitu titah raja, yang langsung dikerjakan oleh para prajuritnya. Salimi meronta, tapi apa guna, cengkraman tangan para prajurit lebih kuat dibanding kekuatan yang dimiliki dirinya. Ia langsung dilempar ke dalam jeriji besi.

Sedih hati Salimi diperlakukan demikian, padahal ia sama sekali tidak melakukan pencurian tersebut. Tapi apa boleh buat, semua telah terjadi. Suka atau tidak suka ia harus menjalani kehidupan di penjara dengan sabar. Apalagi di dalam penjara, ia bertemu seorang perempuan bernama Murcia. Mereka cepat akrab dan menjalin kasih asmara. Seminggu setelah dijebloskan ke dalam penjara, seorang punggawa kerajaan menemuinya.

Punggawa kerajaan itu berkata kepada Salimi, “Salimi sang badut kerajaan, dengan ini kau dibebaskan atas perintah raja.”

“Dibebaskan?!” tanya Salimi tak percaya.

“Ya. Kau diharapkan untuk menghadap paduka raja,” jawab punggawa kerajaan itu lagi. Lalu punggawa itu pergi. Salimi senang ia akan bebas, tapi dia juga sedih karena itu berarti harus meninggalkan Murcia sendirian di sini.

“Pergilah engkau menghadap raja,” kata Murcia bijak.

Salimi pun tergerak hatinya untuk menemui raja, tapi sebelum ia pergi, ia berkata terlebih dahulu kepada Murcia, “nanti jika aku sudah bebas, aku akan meminta kebebasanmu kepada paduka raja.”

“Baiklah,” jawab Murcia.


Setelah itu Salimi pergi dengan ketetapan hatinya menemui paduka raja. Ketika sudah berada di hadapan raja, ia menunduk menghormat kepada rajanya. “Bangunlah,” kata raja, “kau telah kubebaskan.”

“Terimakasih paduka telah berbaik hati pada hamba,” jawab Salimi, “tetapi apakah gerangannya hamba dibebaskan?”

Raja terdiam beberapa saat, lalu berkata, “kau tahu Julia bukan?” Salimi mengangguk-angguk. “Sejak engkau dipenjara, tak ada satupun badut kerajaan yang mampu membuatnya tertawa, termasuk Khutux yang kupercayai untuk menggantikan kedudukanmu saat kau dipenjara. Ia selalu menangis terus-menerus. Oleh sebab itu aku memutuskan membebaskanmu agar kau mau membuat putriku Julia tertawa kembali.”

Salimi pun berucap, “jika itu memang menjadi kehendak paduka raja. Hamba siap melayani. Tetapi bolehkah hamba meminta sesuatu kepada paduka raja?”

“Oh, tentu. Apa itu?”

“Hamba ingin paduka raja membebaskan juga seorang gadis bernama Murcia.”

Paduka raja terdiam beberapa saat lamanya. Namun akhirnya ia memutuskan, “Dan kau akan membuat putriku Julia tertawa kembali?” Salimi mengangguk mantap. “Baik, kita sepakat.”

Sejak saat itu, Salimi diangkat kembali menjadi badut kerajaan. Ia menjadi orang yang paling berbahagia di dunia. Apalagi setelah Murcia menjadi istrinya. Beberapa tahun kemudian, Salimi memiliki dua anak yang lucu-lucu. Cerita tentang Salimi si badut kerajaan pun dikenal luas oleh rakyat kerajaan.

2 $type={blogger}:

  1. kalo dalam kenyataan, jadi badut itu pekerjaan yg sulit..
    dia harus terus menghibur orang lain tanpa menghiraukan perasaan hatinya yg mungkin sedang sedih

    nice share
    happy blogwalking :)

    BalasHapus
  2. Kak @Phenyukerooo >> Hmm, waktu nulis cerita anak itu, Akoh sama sekali nggak kepikiran sama hal itu. Bener juga komen Kakak ya? Tapi, bukankah semua pekerjaan menuntut harus seperti itu ya, dengan alasan profesionalisme?

    Makasih Kakak, sudah bertandang...

    BalasHapus