Blog tentang cerita dongeng anak-anak, cerita pendek (cerpen) remaja - dewasa, dan penulis cerita terkemuka di dunia.

Senin, 18 Mei 2015

Cerita Anak Pendek – Ongkir

Cerita Anak Pendek – Bunda Teti membungkus beberapa kardus bakpia patuk. Tidak lama lagi Lebaran. Seperti biasa, Bunda Teti mengirimkan penganan khas Jogja itu pada Simbah di Bekasi buat menjamu para tamu yang datang saat Lebaran.

“Yon, paketin ini buat Simbah ya,” perintah Bunda setelah memotong plester bening.

“Di tempatnya Bang Rojan?” Bang Rojan merupakan pemilik agen jasa pengantar barang. Letaknya tak jauh dari rumah Yono. Bunda mengiyakan, kemudian menulis alamat Simbah dan meminta Yono membawa dengan hati-hati.

***

Yono langsung mengeluarkan sepeda. Bunda mengikatkan kardus paketan di boncengan. Setelah selesai, Bunda memberikan duitnya pada Yono. Tiga lembar uang kertas pecahan sepuluh ribu rupiah.

***

Cerita Anak Pendek – Ongkir

Setibanya di tempat agen jasa pengantar barang, Bang Rojan membantu Yono membuka ikatan kardus paketan dan menimbangnya. Yono memberikan semua uang pemberian Bunda. “Ini resinya, ini kembaliannya,” ucap Bang Rojan mengulurkan uang kembalian, “Makasih ya, Yon.”

Yono mengayuh sepeda ke arah pulang. Di tengah jalan dia bertemu Farel, teman sepermainannya. Farel duduk di depan rumah. Mukanya murung. Sepeda merahnya teronggok begitu saja. Yono menyapa, “Hey, Rel? Bundamu belum pulang?”

Farel mengiyakan. Keringat tampak bercucuran, membasahi seragam pramukanya. Hari memang terik. Dia kehausan.

Tidak lama kemudian, tukang es cincau lewat. Membayangkannya saja membuat liur menetes. Yono menawari Farel. Jelas, Farel yang sedang kehausan mau tapi uang jajannya sudahlah habis.

“Gampang. Pake duitku aja,” tukas Yono segera memanggil tukang es capuccino cincau. Dengan cepat Abang membuatkan dua es untuk Yono dan Farel. Mereka pun menyeruputnya. Duh, segarnya.

***

Pulang ke rumah, Yono ditanyai kembaliannya oleh Bunda Teti. Yono menggeleng, mengaku tidak ada uang kembalian. Dia lalu cepat-cepat masuk ke kamar, takut ditanya-tanyai.

Bunda merasa ongkir paketannya lumayan mahal juga. Padahal, dia mau kirim paket lagi buat Bude Lia. Meski begitu, dia belum curiga apa-apa dan membungkus satu paket lagi.

Ayah lewat dan minta paketannya biar dibawa sekalian, karena mau keluar beli nasi rendang. Tidak lama Ayah datang. Dia memberikan uang kembaliannya pada Bunda. Katanya ongkirnya hanya 25 ribu.

Bunda Teti berpikir kalau Yono bilang tidak ada kembaliannya. Dia menemui Yono yang sibuk melumasi rantai sepeda di teras untuk meminta nota resi dari Bang Rojan. Yono berkelit dengan mengatakan kalau notanya hilang.

“Tapi, beneran ongkosnya 30 ribu?” tanya Bunda dengan nada penuh selidik, “Ayah tadi nanya sama Bang Rojan, katanya ongkirnya cuma dua lima. Salah kali kamunya?” Tidak bisa berkelit lagi, akhirnya Yono mengaku kalau uang kembaliannya dibelikan es cincau untuk dirinya dan Farel. Dia kasihan melihat Farel kegerahan, tapi Mamanya belum pulang.

Bunda tersenyum dan berpesan, “Bunda sih nggak marah Yon. Cuma sebaiknya kamu bilang sama Bunda, biar Bunda nggak mikir yang enggak-enggak.” Yono mengangguk-angguk mengerti dan minta maaf.

Cerita Anak Pendek – Ongkir ini ditulis kembali oleh ceritanakecil.blogspot.com dari cerpen karya Saptorini yang berjudul Ongkos Kirim.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar