Blog tentang cerita dongeng anak-anak, cerita pendek (cerpen) remaja - dewasa, dan penulis cerita terkemuka di dunia.

Senin, 11 Mei 2015

Putri Permen

Cerpen Anak Sekolah – Nama sebenarnya Putri. Di sekolah dia dipanggil dengan julukan Putri Permen. Julukan itu Putri dapat, karena dia suka bagi-bagi permen untuk teman-teman sekelasnya setiap hari.

“Ma, mana permen-permennya?” tanya Putri, setelah tidak melihat kantong permen di dekat tas sekolah yang biasa dibawanya.

“Hari ini nggak ada permen dulu. Stok habis. Nanti siang Mama beli lagi di minimarket,” sahut Mama.

“Ah, Mama gimana sih? Kalau aku nggak bawa permen ke sekolah, temen-temen nanti menjauh. Putri nggak punya temen lagi deh,” keluh Putri. Matanya berkaca-kaca.

“Masak temenmu nggak mau temenan sama kamu gara-gara permen sih?” tanya Mama. Putri tidak menjawab. Air mata mulai bergulir dari ujung matanya. Dia pun berangkat ke sekolah tanpa pamit.

***

Cerpen anak sekolah - Ilustrasi Putri Permen

Ketika sampai di sekolah, teman-temannya langsung mengurungi Putri, menanyakan permen untuk mereka. Putri mengaku tidak membawa permen hari ini. “Tapi aku janji akan membawanya besok,” Putri berjanji agar teman-temannya tidak kecewa.

“Ah, nggak enak kalau harus nunggu besok!” komen Yono.

Teti mengimbuhi kalau sebaiknya julukan Putri Permen dicabut saja. Putri diam dan duduk di bangkunya. Dalam diam, dia menyalahkan Mamanya yang tak menyediakan permen hari ini.

***

Sepulang sekolah, kebetean Putri belum hilang. Dia bahkan mogok makan siang ketika Mama menyuruhnya makan. Mama akhirnya menghampiri Putri di kamarnya.

“Nggak mau, Putri sebel sama Mama!” teriak Putri, “Gara-gara nggak bawa permen, temen-temen menjauhiku! Aku nggak lagi menyandang sebagai Putri Permen!”

“Kalau besok nggak ada permen, aku nggak mau sekolah!” ancam Putri. Mama tidak berkata-kata lagi. Dia diam memikirkan sesuatu.

***

Besok Mama tetap belum membelikan permen untuk Putri. Itu membuat Putri yang sudah siap sekolah kembali meradang. Dia lagi-lagi berangkat sekolah tanpa pamit. Mama memandangi Putri dari kejauhan. Dia memang sengaja tidak membawakan Putri permen, supaya Putri mengerti untuk memiliki teman tidak harus selalu memberikan sesuatu.

***

Sesampainya di sekolah, Putri dikerubungi teman-temannya yang menagih janji permen dari Putri Permen. Putri tidak menjawab dan hanya pergi ke mejanya. Itu membuat teman-temannya saling pandang. Mereka pun mengejar Putri ke mejanya.

“Kamu nggak bawa permen lagi ya?” tanya Intan, salah satu temannya yang kerap diberikan permen.

“Berarti kamu bukan Putri Permen lagi!” seru Dede. Intan, Yono dan Teti mengamini ucapan  Dede.

Putri diam, menahan rasa kesalnya. Dia coba memfokuskan pikirannya pada sobekan kertas buku yang berisi puisi karyanya.

Hari itu, Bu Ana guru Bahasa Indonesia akan menilai kemampuan para siswa dalam membacakan puisi. Siswa yang terbaik akan diikutsertakan dalam lomba membaca puisi antar-sekolah se-kecamatan.

Satu per satu para siswa tampil di depan kelas. Bu Ana menilai semuanya. Ketika Putri membacakan puisi karyanya sendiri, semua anak terdiam.

Setelah selesai, Putri mendapatkan banyak tepuk tangan dari teman-temannya. Bahkan, Bu Ana pun memilih Putri sebagai pembaca puisi terbaik. Dia kerubungi teman-teman sekelasnya. Mereka memuji cara Putri membacakan puisi.

Pelan-pelan Putri makin dikenal di sekolahnya. Temannya pun makin banyak. Mereka tidak lagi ingin berteman dengan Putri karena Putri suka membagi-bagikan permen. Mereka suka Putri pandai menulis dan membacakan puisi. Dia kini dijuluki Putri Puisi.

Sekarang Putri tahu kenapa Mamanya tak lagi membelikannya permen untuk dibagi-bagikan kepada teman-temannya. Dia sadar punya teman tidak harus dengan memberikan sesuatu.

Cerpen anak sekolah berjudul “Putri Permen” ditulis oleh Nani Asmarani dan pernah diterbitkan di Suara Merdeka 27 Januari 2013. Ceritanakecil menceritakannya kembali untuk teman-teman semua. Gambar diambil dari clker.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar