Blog tentang cerita dongeng anak-anak, cerita pendek (cerpen) remaja - dewasa, dan penulis cerita terkemuka di dunia.

Selasa, 12 Mei 2015

Cerita Pendek Anak - Sepeda Ari

Cerita Pendek Anak – Sudah beberapa hari terakhir, Yono tidak melihat karibnya, Ari. Sedih, Yono bergumam pada dirinya sendiri, “Apa Ari masih marah ya padaku?”

Beberapa hari lalu, Yono sempat meminjam sepeda Ari. Waktu itu, Ari berpesan supaya Yono tidak main di ujung jalan kampung, karena jalanan di sana banyak yang berlubang. Lagipula, Ari juga tahu Yono belum pandai betul mengendarai sepeda.

Saking asiknya kali ya, Yono lupa pesan Ari itu. Dia pergi ke ujung jalan kampung. Tak pelak, dia kikuk menghindari lubang besar di jalanan. Akhirnya, brukkk... Yono meringis kesakitan.

Yono mengelus dengkulnya yang mulai mengeluarkan darah. Rasa sakit itu berubah menjadi rasa panik waktu Yono melihat ban sepeda Ari bengkok. Benak Yono dipenuhi berbagai macam pikiran. Mulai dari takut dia dimarahi Ari, Ari dimarahi orang tuanya, dia dimarahi orang tua sendiri, cara memperbaiki sepeda, dan sebagainya.

Pun begitu, Yono harus mengembalikan sepeda tersebut pada Ari. Waktu dikembalikan sih Ari tidak berkata apa-apa dan hanya membawa pulang sepedanya. Yono mengartikan Ari marah padanya.

***

Cerita Pendek Anak - Sepeda Ari

Karena itu, sorenya, Yono mengamati rumah Ari. Dia berharap bisa melihat sahabatnya itu. Sayangnya rumah Ari tampak sepi. Tak terlihat siapapun di depan rumah. Yono menghela napas. Pertemanan mereka berakhir sudah.

Yono pun pergi ke lapangan, tempat biasa anak-anak bermain. Di sana dia hanya terpekur sendirian, berpikir bisa mengganti sepeda Ari yang rusak. Tiba-tiba, Yono mendengar namanya dipanggil. Waktu menoleh, dia melihat seorang anak kecil berkaos putih dengan motif garis merah tebal memedal sepeda.

“Hai, Yon,” tukas Ari yang kemudian turun dari sepeda menghampiri Yono. Hal itu membuat jantung Yono menari-nari.

Dia berkata cepat, “Ri, sori ya soal sepedamu. Aku nggak akan minjam sepedamu lagi dan akan menggantinya kalau duitnya sudah cukup kukumpulkan.”

Ari tidak ngeh maksud ucapan Yono. “Kamu nggak mau lagi pinjam sepedaku?” tanya Ari. Yono buru-buru mengangguk. Ari menanyakan alasannya. Yono terdiam, merasa tidak enak hati. Ari pun mengajak Yono mendekati sepedanya dan menyuruhnya naik. Yono melongo.

“Naik saja,” perintah Ari. Yono menggeleng. “Sudahlah, Yon, nggak apa-apa.” Yono melihat ban sepeda Ari sudah tidak bengkok lagi. Dia berpikir sepeda itu sudah diperbaiki.

“A... aa... apa kamu dimarahi karena sepedanya rusak?” tanya Yono suaranya terbata-bata.

Ari tersenyum dan berkata, “Tenanglah, Yon, Bapak nggak marah. Memang sempat dia khawatir, tapi pas aku cerita kalau yang terjatuh itu kamu, Bapak malah ngebeliin helm dan perlengkapan keamanan bersepeda untuk aku dan kamu.”

“Maafin aku ya Ri!” pinta Yono.

“Udah ah, minta maaf mulu, kayak Mpok Hindun*,” sahut Ari seraya mengeluarkan dua helm dari dalam plastik. Satu untuknya dan satu lagi untuk Yono. “Yuk kita main sepeda lagi,” ajaknya. Yono pun tersenyum. Keceriaannya kini kembali.

Cerita pendek anak ditulis oleh ceritanakecil.blogspot.com. Ilustasi diambil dari Graphicleftovers.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar