Blog tentang cerita dongeng anak-anak, cerita pendek (cerpen) remaja - dewasa, dan penulis cerita terkemuka di dunia.

Kamis, 07 Mei 2015

Dongeng Anak-anak - Musisi Bremen

Dongeng Anak-anak – Ada seekor keledai tua yang mulai mengkhawatirkan nasibnya. Setelah bertahun-tahun bekerja membantu majikannya mengangkuti karung-karung jagung ke penggilingan, kini dia menemukan dirinya semakin lemah. Tidak ingin apa yang menjadi bayangan buruk soal majikannya menyata, keledai memutuskan meninggalkan tuannya. Dia berencana menuju ke Bremen, menemukan hidup baru sebagai musisi di sana.

Di tengah-tengah perjalanan, keledai berpapasan dengan anjing pemburu yang berbaring di jalan untuk menghilangkan kelelahan. Anjing menceritakan dirinya kabur dari tuannya, karena mau dibunuh setelah dianggap tidak berguna lagi. Keledai mengajak anjing pergi bersama ke Bremen. Anjing setuju dan berangkatlah mereka.

Dalam perjalanan, mereka berpapasan dengan kucing yang juga mau dibunuh karena sudah terlalu tua dan tak bisa menangkap tikus lagi. Dalam keadaannya yang sekarang, kucing lebih suka tiduran di dekat perapian. Tak ada lagi teman bernaung, keledai mengajaknya ikut ke Bremen, sebagaimana anjing juga ikut bersama. Mereka pun berangkat.

Dongeng Anak-anak - Musisi Bremen

Di penghujung hari, mereka bertiga berpapasan dengan ayam yang berkokok sekuat tenaga, karena ini akan menjadi hari terakhir baginya sebelum tuannya menjadikannya pai ayam untuk disajikan pada tamu-tamunya. Keledai mengajaknya turu serta ke Bremen. Ayam pun setuju.

*

Karena hari sudah gelap, mereka terpaksa menginap di dalam hutan. Mereka memilih tempat tak berjauhan satu sama lain. Keledai dan anjing memilih tempat di bawah pohon. Kucing mencari tempat di cabang-cabang pohon. Ayam memutuskan untuk tidur di pucuk pohon tertinggi. Tak dinyana, itu malah membuatnya melihat perapian. Dia turun dan memberitahu ketiga temannya bahwa ada perapian tak jauh dari tempat mereka.

Keempatnya berpikir pasti itu pondok di dalam hutan yang penuh dengan makanan. Maka, mereka memutuskan untuk datang ke sana. Benar saja, ketika melongok melalui jendela, keledai melihat makanan satu meja penuh. Sayangnya, meja itu dijaga perampok.

Dongeng Anak-anak - Musisi Bremen

Keempat hewan itu memikirkan cara menyingkirkan kawanan perampok tersebut. Setelah mendapatkan rencana matang, mereka kembali ke rumah itu.

Keledai meletakkan kedua kaki depan di jendela. Setelah itu anjing melompat ke atas punggungnya. Kucing berdiri di atas anjing dan ayam bertengger di kepala kucing. Berada dalam posisi masing-masing, mereka memainkan musik secara serempak. Keledai meringkik, anjing menggonggong, kucing mengeong, ayam berkokok. Lalu, mereka melompat masuk ke dalam rumah melalui jendela.

Dongeng Anak-anak - Musisi Bremen

Suara bising yang ditimbulkan itu membuat kawanan perampok mengira ada setan masuk rumah. Tunggang langgang mereka lari ke dalam hutan. Sehingga, keempat hewan itu bisa menikmati semua makanan yang tersaji di meja.

Mereka mematikan lampu ketika siap tidur. Masing-masing mencari tempat paling nyaman. Keledai tidur di tumpukan jerami kering di halaman, anjing tidur di belakang pintu, kucing berbaring di dekat perapian, ayam bertengger di atap rumah.

*

Kawanan perampok belum pergi. Mereka menunggu selepas tengah malam, ketika semua terasa sunyi dan senyap. Pemimpin perampok menyuruh salah seorang anak buahnya untuk mengecek keadaan.

Anak buah perampok masuk ke dalam rumah. Ketika ingin menyalakan lilin di dekat perapian, dia melihat mata kucing bersinar menyala. Disangkanya arang, dia menyalakan korek di sana, tapi kucing justru menyerangnya – mencakar-cakar wajahnya.

Anak buah perampok lari ke pintu belakang. Di sana, anjing yang sedang tidur tiba-tiba menyerang dan menggigitnya. Dia langsung kabur ke halaman belakang di mana keledai siap menendangnya. Ayam yang bangun oleh keberisikan itu mulai berkokok.

Anak buah perampok kembali tunggang langgang. Dia melapor pada pemimpinya: “Ada seorang penyihir jahat di rumah itu. Di dapur, dia mencakar-cakar wajahku dengan kuku-kukunya yang panjang. Kemudian, seseorang di pintu menikamku dengan pisau. Lalu di halaman seorang monster memukulku dengan tongkat kayu. Di atas ada seorang hakim yang berteriak, 'kukurung kau!' tidak pernah aku merasa setakut ini seumur hidup!”

Mendengar semua itu kawanan perampok tidak pernah berani datang lagi ke rumah, sementara keempat musisi itu tinggal di sana dengan bahagia.

Nb. Dongeng Anak-anak ini bersumber dari dongeng Hans Christian Andersen yang berjudul “Bremen Musicians”. Foto: http://fun-all-around.blogspot.com.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar